Ambon,MG.com – Calon Wakil Gubernur Provinsi Maluku 2024 Nomor Urut Dua (2), Michael Wattimena (BMW), sesali tindakan Body Shaming (penghinaan fisik) yang dilakukan terhadap pasangan Gubernurnya yakni Murad Ismail.
“Ada yang mengejek gaya berlarinya Pak Murad. Saya mau katakan, carilah kemenangan dengan cara yang profesional bukan dengan menyerang fisik seseorang,” ungkapnya kepada Wartawan, Sabtu (16/11/2024).
Bukan saja itu, politisi yang biasa disapa BMW ini juga mengaku sekarang ini banyak sekali yang menyerang Paslon Nomor Urut 2 dengan hujatan serta tuduhan yang tak berdasarkan data dan fakta.
Akan tetapi, dirinya masih meyakini masyarakat Maluku sudah sangat cerdas dan tidak mau lagi dicekoki oleh Hoax yang tidak berdasarkan data dan fakta.
“Kalau ada yang mengatakan bahwa Pak Murad itu gak ke kantor, yah kan wajar saja Covid itu berlangsung berapa tahun? Iya kan?. Untuk menjaga kesehatan daripada masing-masing orang, Pemerintah juga menganjurkan untuk kerja dari rumah,” katanya.
“Tidak ada persoalan yang signifikan dalan kaitan dengan kerja dari rumah. Kan ada arahan Work From Home jadi nggak ada masalah, jangan diangkat ke permukaan seakan akan beliau itu bekerja dari rumah saja. Kan awalnya dari kantor juga tapi karena Covid-19 akhirnya semua orang bukan beliau saja. Bahkan itu diwajibkan bukan untuk Pemda saja namun Pemerintah Pusat pun demikian sebagai langkah preventif untuk mencegah penyebaran Covid yang sudah menyebabkan banyak orang meninggal,” imbuhnya.
Meski dengan berbagai cibiran bahkan hujatan tersebut, Pasangan Calon (Paslon) dengan sebutan 2M ini tetap Optimis memenangkan Pilkada 2024.
“Mengapa? Karena berdasarkan pembagian zona oleh KPUD Provinsi Maluku mungkin juga kami yang paling banyak. Berikut kami turun ke daerah-daerah yang ada di Maluku itu tidak bersamaan, kami hanya ketemu pada waktu-waktu tertentu saja. Pak Murad ke wilayah mana, beta ke wilayah mana sehingga kami bisa dapat secara optimal karena Maluku ini kan luas ditambah lagi rentan kendali sebagai daerah kepulauan, sehingga kita berbagi tugas. Kalau dihitung, kehadiran kami lebih dari Paslon lain dalam rangka menyapa masyarakat supaya masyarakat itu tahu kita punya visi misi,” beber Wattimena.
Adapun, dirinya meluruskan serta mengklarifikasi banyak hal yang selama ini masyarakat terima dari kampanye-kampanye paslon lain, yang hampir 90 persen kampanye mereka itu mendiskreditkan, mencibir, memfitnah, Hoax, bahkan menghujat Paslon 2M.
“Mau bilang pak Murad apa? Yang pertama begini, pak Murad sejak menerima tanggung jawab pada 24 April 2019 beliau sudah diperhadapkan dengan devisit anggaran terbuka utu 400 Milyar Rupiah. Apakah itu saja? Tidak. Yang berikut kena gempa bumi 2019 setelah itu masuk Tahun 2020 di Bulan Maret sudah Covid selam 2 Tahun lebih. Jadi beliau punya waktu itu belum banyak dalam rangka membangun Maluku ini. Pada saat devisit anggaran satu Tahun setelah beliau bertugas jadi surplus kalau tidak salah 104 Miliyar lebih. Yang kedua itu Gempa, program yang mestinya dijalankan tapi karena Covid, diambil untuk menjalankan rehabilitasi dan rekontruksi. Beta paham betul karena beta waktu itu juga hadir di Pasar Transit yang banyak tenda digunung itu. Beta juga hadir di Universitas Darusalam memberikan bantuan terhadap masyarakat terdampak gempa. Lalu waktu Covid kami juga hadir untuk menyapa masyarakat. Belum lagi inflasi. Tapi semuanya itu beliau bisa mengatasinya dengan kebijakan-kebijakan strategi yang ditempuh, makanya beliau bisa membuat kemiskinan di Maluku mulai dari Tahun 2018 itu 18,12 persen, menjadi 17,69 persen di Tahun 2019 kemudian diakhir masa tugas turun lagi menjadi 16,02 persen. Artinya dari 2018 sampai dengan 2024 sudah turun 2 angka,” paparnya.
Lalu yang berikut, pertumbuhan ekonomi di Maluku. Bagi dia, jika angka kemiskinan turun, otomatis ekonomi naik.
Ini hukum ekonomi yang tidak bisa dipungkiri, makanya pertumbuhan ekonomi di Tahun 2022 dan tahun selanjutnya itu pertumbuhannya melebihi ekonomi nasional.
“Ekonomi nasional dibawah loh, Maluku itu tinggi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) itu juga terjadi kenaikan dari 60 menjadi 72 sekian, bisa buka data BPS. Yang kedua Soal pengelolaan keuangan daerah, selama lima Tahun BPK RI mengeluarkan predikat kepada daerah itu ada yang disclaimer. Itu ditolak. Kemudian Wajar Dengan Pengecualian (WDP) itu fivety fivety lah. Lalu yang baik itu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), 5 Tahun Provinsi Maluku dapat WTP. Terus ceritanya apa? Kalau mereka bilang Maluku dalam kepemimpinan pak Murad kemiskinan kita di nomor 4, WOE SABARANG SAJA kecuali kepemimpinan Gubernur-Gubernur sebelumnya itu kemiskinannya di nomor 20 kek, 15 kek, lalu sekarang pak Murad di Nomor 4 lalu mereka bisa dicibir. Kalau nomor 20 lalu di pak Murad nomor 4 ok silahkan tapi ini dorang juga Nomor 4 kok gimana sih,” tandasnya. ( MG/Tim )