Sosialisasi Mitigasi Bencana di Negeri Tenga-Tenga

  • Whatsapp
banner 468x60

BMKG : Gempa Tidak Mematikan Namun Dampaknya Harus Diwaspadai

AMBON, MG.com – Gempa bumi pada dasarnya tidak mematikan namun yang ditakutkan adalah dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Demikian dikemukakan Andy Ashar Rusdin, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Ambon, saat sosialisasi mitigasi bencana di Negeri Tenga-Tenga, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (28/12/2019).

Menurut Andy, gempa dengan kekuatan 6,5 magnitude yang terjadi pada 26 September 2019 lalu, menimbulkan banyak kerusakan.
“Dampak kerusakan akibat gempa bumi yang pertama dari kekuatannya dan kedua, jaraknya. Semakin dekat titik gempa semakin besar dampaknya, yang ketiga dan keempat itu adalah kondisi rumah kita,” jelasnya.

Dikatakan, banyak bangunan yang runtuh karena bangunan khususnya rumah, dibangun tanpa tulangan atau tiang cor. “Dibangun dengan sistem gigi anjing, jadi ketika ada gempa pasti bangunan-bangunan seperti itu roboh, jadi itu yang harus kita perhatikan dalam membangun, membangun rumah kalau bisa jangan seadanya, karena Maluku rawan gempa,” katanya.
Selain itu, masyarakat diminta tudak panik, sebab akibat keoanikan bisa berakibat fatal.

Saat itu, masyarakat dihimbau untuk balik ke rumah agar bisa membersihkan reruntuhan dan lainnya.
Pemerintah menyiapkan uang pembersihan puing sebesar Rp 50.000 per hari untuk lima hari serta uang tunggu pembangunan selama 6 bulan sebesar Rp 500 ribu per bulan.
“Uang tunggu diberikan bagi masyarakat yang rumahnya rusak total, ini kompensasi menyewa atau kontrak rumah menunggu proses pembangunan rumah yang hancur,” kata Kepala BPBD Provinsi Maluku, Dra. Farida Salampessy.

Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai berita bohong atau hoax.
“Sekarang ini banyak beredar informasi bahwa tanggal sekian akan terjadi gempa, misalnya, tanggal 26 Desember akan ada gempa besar, ternyata tidak. Jadi itu adalah informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Salampessy mengingatkan.

Ditambahkan, hingga saat ini tidak ada satupun alat yang bisa memprediksi waktu terjadinya gempa.
Akibat gempa 26 September 2019, 790 KK di Negeri Tenga-Tenga memutuskan mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Namun saat ini, sekitar 300-an KK yang rumahnya masih bisa dihuni telah balik ke desa. (On)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60