AMBON, MG.com – Terkiat ditemukannya empat anak di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku menderita gizi buruk. Dan saat ini sedang mendapat perawatan medis secara intensif di Rumah Sakit Umum Bula, mendapat reaksi Dari Moluccas Democratization Watch (MDW).
Melalui Koordinatornya M. Ikhsan Tualeka, MDW menyatakan sikap prihatin dan mendesak pemerintah untuk mengabil langkah-langkah proaktif dan sismatis dalam menanggulangi termasuk mencegah peristiwa ini kembali terulang di waktu mendatang.
“Kasus gizi buruk termasuk fenomena Gunung Es, artinya bila ada sejumlah anak yang ditemukan menderita gizi buruk, pasti ada sejumlah anak lain dikawasan yang sama beresiko menjadi penderita gizi buruk, karena hidup dalam kondisi ketersediaan pangan dan ekonomi yang sama,” unkapnya.
Menurut Ikhsan, kondisi gizi dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental dan emosional, menjadikan anak memiliki IQ yang rendah, juga rawan penyakit infeksi, serta anak menjadi pendek dan tidak tumbuh optimal. “Artinya ini adalah kondisi luar biasa, yang mestinya mendapat perhatian serius dan langkah-langkah luar biasa pula”, terang-nya.
Untuk itu pihaknya mendesak pemerintah setempat termasuk pemeritah daerah dan pemertintah pusat menanggapi kondisi ini, karena menyangkut masa depan anak-anak bangsa yang terlahir dan besar di Maluku.
“Kejadian ini memprihatinkan, tapi juga menjadi sinyalemen kuat terkait dengan perencanaan dan prioritas pembangunan. Negara tentu bertangungjawab soal ini. Negara bertangungjawab melindungi setiap warga negara, termasuk dari ancaman gizi buruk”, tegas Ikhsan.
Seperti diberitakan sejumlah media, penderita gizi buruk di Maluku tersebut antara lain dua kakak beradik Ona Lasari (3) dan Ishak Lasari (1,10), Indra Rumalutur (1,7), dan Amar Kotawasih (4,5).
Ona Lasari dan adiknya Ishak Lasari merupakan penderita gizi buruk asal Kecamatan Seram Timur, Indra Rumalutur berasal dari kecamatan Tutuk Tolo, dan Amar Kotawasih meruakan penderita gizi buruk yang berasal dari kecamatan Pulau Panjang.
“Yang pertama masuk dari Geser ( Seram Timur) sudah satu Minggu di sini, kemudian yang dari Tutuk Tolo, lalu yang dari Pulau Panjang,” kata Dokter Spesialis Anak pada RSUD Bula, dr. Hasriza Eka Putra kepada wartawan di ruang kerjanya, Minggu (18/11).
Disebutkan, saat pertama masuk di RSUD, berat badan Ona Lasari 7 kilogram, Ishak Lasari 6 Kilogram, Amar Kotawasih 11 Kilogram, dan Indra Rumalutur 6,3 Kilogram
Terkait kondisi empat anak tersebut, Eka Putra mengatakan, secara keseluruhan untuk saat ini pasien yang kondisinya paling buruk adalah Indra Rumalutur.
“Jadi, untuk kasus gizi buruk, kondisi pasien itu kita lihat penyakit penyertanya yang buruk. Saat ini yang paling buruk anak yang dari Tutuk Tolo, mengalami komplikasi lebih buruk dari yang lainnya. Penurunan kesadaran per hari ini,”ungkapnya.
Sementara, lanjut dr. Hasriza Eka Putra kondisi Ona Lasari dan adiknya Ishak saat ini membaik. “Yang satu (Ishak) kondisinya bagus. Sudah fase rehabilitasi. Yang satunya lagi, kakaknya sudah bagus dan dalam masa transisi ke fase rehabilitasi,” sebutnya.
Sedangkan terkait kondisi Amar Kotawasih, dr. Hasriza Eka Putra mengakui masih sama saat pertama tiba di RSUD Bula. “Yang dari Pulau Panjang itu, karena baru masuk jadi kondisinya masih sama seperti saat saya terima,” ungkapnya.
Untuk diketahui, gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi,atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein disebut atau kwashiorkor, karena kekurangan karbohidrat atau kalori disebut marasmus, dan kekurangan kedua-duanya.
Kondisi gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita atau bawah lima tahun, ditandai oleh membusungnya perut busung lapar. Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi, atau dengan ungkapan lain status gizinya berada di bawah standar rata-rata. Zat gizi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori.
Gizi buruk atau severe malnutrition adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dankedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun
Anak balita sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 1 tahun. Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standard organisasi kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang, yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi buruk tingkat berat. (IT)
Prihatin Gizi Buruk, MDW Desak Pemerintah Sikapi
