AMBON,MenaraGlobal.com – Kota Ambon tahun 2018 akan menjadi tuan dan nyonya rumah kegiatan Festival Indonesiana. Kegiatan ini langsung berimbas kepada masyarakat agar mampu menggali adat istiadat dan tradisi. Para siswa juga dilibatkan pada kegiatan.
“Para siswa bisa berintegrasi langsung dengan masyarakat,” kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku-Maluku Utara, Rusly Manorek kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/12/2017). Kegiatan ini juga tambah Manorek, akan dilaksanakan di Maluku Utara yang berpusat di Pulau Tidore Kabupaten Halmahera Tengah.
“Ini khusus untuk menggali musik tradisional, dan ini dimulai dengan menggali dari bawa, juga ada kegiatan di Maluku Utara terkait dengan kegiatan Festival Indonesiana, yakni yang berkaitan denganilmu kekebalan atau badabus,” kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku-Maluku Utara, Rusly Manorek.
Kegiatan tersebut didukung Dirjen Kebudayaan, selain itu, juga ada kegiatan lawatan sejarah yakni mengunjungi lokasi bersejarah dan tempat tradisi. Rangkaian kegiatan Festival Indonesiana telah dimulai sejak Januari dan puncaknya pada September 2018. (DW)
PT Dok Waiyema Lampaui Target PAD AMBON,Menara Global.com-Tangan dingin Koesno Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Dok dan Perkapalan Wayame, membawa peningkatan signifikan ke perusahaan tersebut hingga mampu keluar dari krisis keuangan yang dihadapinya. Bahkan tahun 2017 ini, perusahaan ini mampu menyetor PAD ke kas daerah Maluku sebesar Rp 300 juta pada semester III yakni di bulan September dari target yang ditetapkan sebesar Rp 500 juta.
“Perusahaan ini memiliki komitmen untuk menyetor lagi Rp 300 juta diakhir Desember 2017, dengan demikian perusahaan ini mampu melampaui target yang ditetapkan dengan realisasi Rp 600 juta,” demikian dikemukakan Kepala Dinas Pendapatan daerah Maluku, DR. Anthon Lailossa kepada wartawan, Rabu (13/12).
Keberhasilan PT Dok dan Perkapalan Waiyame tidak terlepas dari keberanian Koesno, membeli alat Air Bus System dengan cara kredit.
“Awalnya, perusahaan tersebut alami kesulitan namun saat ini masa sukar telah dilewati dan perlahan tapi pasti perusahaan ini mulai bangkit,” tandas mantan Kepala Biro Ekonomi Pembangunan Setda Maluku ini.
Lailossa menjelaskan, selama ini PAD yang disetor PT Dok dan Perkapalan Waiyame tidak pernah diatas Rp 100 juta. “Beberapa tahun lalu, perusahaan ini hanya mampu menyetor Rp 50 juta hingga Rp 70 juta,” tambahnya.
Dengan adanya Air Bus System maka perusahaan ini bisa memperbaiki kapal-kapal yang rusak.
“Jika tanpa ada alat ini mungkin perusahaan ini telah kolaps,” tambahnya. (DW)