Ambon,Bedahnusantara.com-Ketua Sinode GPM, Pendeta E.T.Maspaitella membuka dengan resmi kegiatan “Temu Raya Pengasuh GPM” bertema “Kita Teguh Bertumbuh di Tengah Hidup yang Gaduh” pada Minggu (17/9/2023).
Kegiatan ini berlangsung di Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, Jemaat Tuhaha, dari tanggal 17-21 September.Turut hadir, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa, Anggota DPD RI Novita Anakotta, Asisten III Setda Provinsi Maluku P.Rangkoratat, Asisten II Setda Malteng, N.N. Anakotta, Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmasse, dan Forum Kordinasi Pimpinan Daerah Kota Ambon, Forkompincam Pulau Saparua serta para Ketua dan Sekretaris Klasis se-GPM.
Pembukaan Temu Raya Pengasuh diawali dengan kebaktian di Gedung Gereja Pniel dan dipimpin oleh Pendeta Prof. Dr.John Ruhulessin, M.Si. Kegiatan ini diikuti oleh 419 peserta dari 34 Klasis se-GPM.
Ketua Panitia, Frangky Loupatty, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini terlaksana berkat dukungan para donatur, kontribusi Jemaat – jemaat yang ada di klasis Lease dan beberapa Klasis lain serta kontribusi anak-anak negeri Tuhaha yang ada di negeri Tuhaha maupun yang ada di luar negeri Tuhaha, ungkap Loupatty
”Selain itu, Kegiatan Temu Raya Pengasuh memiliki dua tujuan, yaitu; meningkatkan kapasitas, kreativitas dan spiritualitas Pengasuh SMTPI, dan menjadi sarana berbagi serta bertukar informasi terkait tantangan dan dinamika pelayan SMTPI di 34 Klasis,” Tambahnya
Sementara itu, Ketua Sinode GPM, dalam arahannya mengatakan, Pengasuh SMTPI adalah komponen tugas dan jabatan pelayanan sebagai pengajar iman yang memainkan peran pokok dalam membentuk iman warga gereja sejak dini.
Tugas ini, secara kurikuler diselenggarakan kepada anak usia 0-15 tahun, sebagai tanda bahwa GPM sungguh-sungguh menjalankan tugas dari Yesus Kristus kepada siapa pun yang terlahir dalam iman tersebut.
“Jadi saudara-saudara, Pengasuh GPM berharga bagi Injil, berharga bagi gereja, berharga bagi generasi baru gereja dan sudah tentu berharga bagi Tuhan,” imbuhnya.
Dalam momentum ini juga, Pendeta Maspaitella mengapresiasi 20 pengasuh yang mendapatkan Penghargaan Purnatugas pada 6 September 2023, dalam momentum Perayaan 88 tahun GPM.
Kepedulian Sinode GPM dalam mempersiapkan generasi gereja ini, terwujud juga dalam proses PFG yang terus didandani dengan materi, metode dan pendekatan-pendekatan yang baru sesuai dengan dinamika perubahan zaman.
Mengahdapi era disrupsi teknologi 4.0 dan 5.0, ke depannya GPM juga akan menyesuaikan dengan era teknologi pembelajaran PFG GPM yang lebih baik. Baginya ini menjadi bagian dari menjawab “Kegaduhan Dunia” sesuai dengan yang tertuang dalam tema kegiatan.
Kegaduhan lainnya, tingginya angka kekerasan dan pelecehan seksual kepada anak. Kemudian, kondisi anak-anak Kariu atas haknya untuk belajar di sekolah dan dalam situasi masyarakat yang penuh damai.
Dalam kasus ini, GPM berusaha menjaminkan hak sebagian dari mereka dengan memohon Pemerintah Daerah terkait mutasi sekolah dari SMP dan SMA di Kariu dan Pelauw ke SMP dan SMA Kristen Rehoboth di Ambon dan terus dilayani kebutuhan sembako oleh seluruh jemaat GPM.
“Hal ini penting kita sadari karena dari semua faktor penyebab kekerasan terhadap anak, pengawasan masyarakat dan perhatian orang tua merupakan penyebabnya pula. Karena itu kami meminta perhatian kita untuk meningkatkan program parenting guna membangun hubungan yang kuat antara keluarga/orangtua dengan PFG,” imbuhnya.
Terkait itu, pada 28 Agustus 2023 yang lalu, GPM telah menandatangani MoU dengan Kantor Kementerian Hukum dan HAM Wilayah Maluku.
Pendeta Maspaitella berharap, agar TRP GPM ini dapat membekali ibu dan bapak Pengasuh guna melayani dalam dunia yang gaduh, sambil menjamin tidak seorangpun merampas dunia anak-anak. “Biarlah mereka hidup dalam dunianya, sebab dunia anak-anak adalah ciptaan Tuhan,” tuturnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Malteng N.N.Anakotta dalam sambutannya berpesan pertama, pembinaan dan spiritualitas anak-anak perlu mendapat perhatian semua pihak baik pemerintah maupun gereja. Pemerintah terus memfokuskan upaya pemenuhan anak untuk mewujudkan generasi emas pada 2045. Kedua, menyikapi berbagai hambatan dan tantangan tidak mematahkan semangat pengasuh serta rela berkorban. Ketiga, diharapkan seluruh warga GPM dapat membantu pemerintah dalam membangun kearifan hidup bersama.
Selanjutnya, Asisten III Setda Provinsi Maluku P. Rangkoratat, dalam sambutannya menyampaikan dua hal penting, pertama pengasuh merupakan sumber daya penggerak yang sangat efektif bagi pembentukan moral spiritual anak-anak. Oleh sebab itu kegiatan ini merupakan langkah cerdas dan strategi untuk membangun kebersmaaan para pengasuh. Kedua, diharapkan peserta dapat memanfaatkan ajang temu raya ini untuk memperkaya pengetahuan dan kreativitas dalam mendidik anak-anak. ( jo )