AMBON, SPEKTRUM – Pertemuan tahunan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) ke- XVI dan pemilihan tempat di Ambon merupakan piliham tepat.
“Hal ini dilihat dari dua sisi, pertama dari sisi potensial maritim Maluku adalah gudangnya biota laut karena 93,7 persen terdiri dari laut yang berikut sudah ada basis-basis kemaritiman dan inovasi,” kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Rukhmin Dahuri yang juga Ketua ISOI kepada wartawan usai Pembukaan Pertemuan Tahunan ISOI di Santika Hotel Premier, Kamis (07/11).
Menurutnya, Unpatti Ambon sejak tahun 1958 telah dicanangkan Bung Karno sebagai lembaga pendidikan dengan sektor unggulan di bidang Kemaritiman dan Kelautan.
“Atas dasar itulah maka pertemuan ISOI di Maluku khususnya di Ambon sangat tepat dan tadi telah kami sharing langkah-langkah untuk bantuan ISOI menjadikan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional,” katanya.
Menurutnya, hingga tahun 2030 konsumsi ikan rakyat Maluku menjadi 70 kg per tahun, itu berarti hampir sama dengan Jepang.
Saat ini jumlah penduduk Maluku menurut data BPS sekitar 2,2 juta dan hanya butuh 275 ribu ton padahal produksi ikan laut 1,6 juta ton pertahun dan budidaya dengan total 2 juta ton pertahun.
“Dari jumlah tersebut, dibutuhkan hanya 4,7 persen itu artinya 90 persen sisanya bisa diekspor atau disuplai ke daerah Indonesia lainnya. Jadi bagi saya aneh bin ajaib jika LIN yang sudah dicanangkan pemerintahan era SBY tapi belum kelihatan sampai hari ini belum mengarah mungkin karena 5 tahun terakhir diberlakukan moratorium, tenggelamkan dan bakar sehingga menakutkan dan orang tidak ada yang mau berusaha di Maluku, hal ini sangat penting,” katanya.
Dikatakan ISOI melihat ini sangat penting karena satu event harus memiliki nilai historis sehingga bisa membangkitkan semangat kemaritiman bukan hanya di Provinsi Maluku tapi di seluruh wilayah tanah air.
Untuk diketahui, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) ke- XVI, Ambon 7-9 November 2019, mengusung tema “Iptek untuk Pengembangan Industri Maritim Indonesia”.
Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI) merupakan organisasi profesi dari masyarakat ilmiah yang bergerak di bidang Oseanologi.
Organisasi yang sudah berusia 46 tahun ini didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 1973.
Organisasi ini dibentuk untuk menghimpun para sarjana kelautan Indonesia yang
ketika itu masih sangat terbatas jumlah dan kiprahnya.
Pembentukan organisasi ini juga didasari oleh suatu keinginan untuk membangun bangsa lewat keahlian yang dimiliki
sarjana-sarjana kelautan Indonesia.
Hal ini sejalan dengan tujuan organisasi yang termaktub dalam anggaran dasarnya, antara lain memberi saran kepada pemerintah atau lembaga yang berkepentingan dengan program penelitian dan kegiatan kelautan Indonesia.
Sejak didirikan pada tahun 1973, ISOI rutin menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah
Nasional Tahunan (PIT) yang memaparkan dan membahas hasil penelitian dan kajian
ilmiah di bidang kelautan dan perikanan; memberi solusi terhadap masalah yang
dihadapi masyarakat di bidang kelautan dan perikanan; membahas pelaksanaan dan implikasi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah; serta kegiatan keorganisasian ISOI.
Setiap tahun, PIT ISOI diisi dengan berbagai kegiatan berupa pertemuan, seminar dan karya bakti di bidang kelautan.
Pada tahun 2019 ini, digelar PIT ISOI yang ke XVI.
Pertemuan dilaksanakandi Hotel
Santika Premier, Ambon berlangsung selama 3 (tiga) hari yaitu pada 7-9 November 2019.
Pertemuan tahunan diarahkan untuk mendorong ISOI bergerak tidak hanya di hulu tetapi ke arah hilir yaitu (industri) khususnya di bidang kemaritiman.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh ISOI Pusat dan Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman bekerjasama dengan MTCRC (Marine Technology Cooperation Research
Center) Indonesia-Korea dan KONGSBERG, didukung oleh Komisariat Daerah
(KOMDA) ISOI Ambon, Pusat Penelitian Laut Dalam-LIPI Ambon, Badan Pengkajian
dan Penerapan teknologi (BPPT), Universitas Pattimura, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku serta PT. Jaya Ancol dan PT. Yasmin Jaya Sentosa.
Peserta PIT ISOI XVI berasal dari seluruh Indonesia terdiri dari peneliti, perekayasa,
akademisi, praktisi dan ilmuwan bidang keilmuan oseanologi serta mahasiswa
berbagai perguruan tinggi.
Jumlah peserta yang hadir mencapai 200 orang dan makalah yang dipresentasikan 115 makalah ilmiah.
Bertindak sebagai keynote speaker Prof. Dr. Rokhmin Dahuri (Ketua ISOI periode 2002- 2005 dan 2005-2008).
Plenary Session membahas beberapa topik penting isu nasional maupun internasional disampaikan oleh Prof. Dr. Zainal Arifin (LIPI) dan Dr. Chang Ik Zhang (Prof. Emeritus Pukyong National University, Korea) serta Dr. Martin Gutowski
(PT. Kongsberg Maritime) mewakili industri maritim. (on)