Ambon,MG.com – yayasan Sombar Negeri Maluku mengelar dialog publik dalam rangka mengoptimalisasi kapasitas lokal masyarakat Kota Ambon sebagai perekat integrasi sosial mewujudkan Pemilu 2024 yang damai yang berlangsung pada ruang vlisingen Balaikota Ambon,Selasa ( 04/10/23).
Hal itu disampaikan Direktur Yayasan Sombar Negeri Maluku, Hasbullah Toisutta kepada awak media.
Upaya optimalisasi budaya masyarakat lokal dilakukan melalui dialog publik Pemilu damai.
“Melalui kegiatan dialog publik kita berupaya mengeksplor kapasitas terkait nilai budaya lokal dalam rangka memperkuat integrasi masyarakat di kota Ambon khususnya menghadapi Pemilu 2024,”
Ia menyatakan, atmosfir pemilu berpotensi menciptakan potensi pembelahan di masyarakat, karena itu perlu dilakukan dialog kebudayaan, terkait penguatan budaya dalam membangun demokrat masyarakat Ambon.
“Dialog Seperi ini dilakukan bukan hanya dalam memasuki tahun pemilu, tetapi percakapan budaya itu sejatinya berlangsung secara terus menerus,” katanya.
Kegiatan lain yang juga dilakukan Yayasan Sombar Negeri Maluku diantaranya, pelatihan peningkatan kompetensi pendakwah dalam menghadapi tahun politik 2024.
Pihaknya berupaya bagaimana pemilu 2024 dalam perspektif tokoh agama antara para pendakwah agama melihatnya sebagai salah satu bagian dari upaya pendewasaan masyarakat bidang demokrasi.
“Dalam menghindari kemungkinan organisasi masyarakat melakukan politisasi agama,” katanya.
Kegiatan lainnya yakni podcast di RRI dengan tema perempuan bicara politik,menghadirkan pembicara Ketua DPRD kota Ambon, Ely Toisutta, Lies Marantika dan aktivis media.
“Dan tangga 31 Oktober kita akan lakukan kegiatan bekerjasama dengan badan pembinaan ideologi Pancasila dalam seminar nasional dan bedah buku di Universitas Pattimura Ambon,” katanya.
Dialog publik Pemilu damai menghadirkan narasumber Dr. Jemmy Pieters (Akademisi, pakar hukum Universitas Patimura), Dr. Abidin Wakano (Yavasan Sombar Negeri Maluku/Pegjat Perdamaian),. Dr. Paulus Koritelu (Akademisi, Sosiolog Universitas Pattimura),. Dr. Abdul Manaf Tubaka (Akademisi, Antropolog IAIN Ambon).
Peserta. Dialog Publik diikuti 100 orang peserta dengan latar belakang, lembaga pemerintah, Kelurahan/Negeri/Desa di Kota Ambon, Lembaga sosial keagamaan di Kota Ambon, Organisasi Kepemudaan Pemuda di Kota Ambon Lambang Sonnt Mahasiswa (BEM).